Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image isdie

Agama dan Lelucon

Info Terkini | 2023-12-20 17:38:02
S Bagyo pelawak terpopuler dan terkenal di era 80an, adalah contoh pelawak jaman dulu yang tetap memegang pakem lawakannya.

Indonesia negara dengan terbentangnya kepulauan dari Sabang sampai Merauke, keadaan kepulauan mencerminkan beraneka ragam para penghuninya baik suku, ras, golongan ataupun agama (SARA) sehingga memungkinkan bagi entertainment untuk menggali potensi yang ada di Nusantara ini sebagai komoditas hiburan.

Bahkan

Penggalian komoditas untuk hiburan dalam hal memperkenalkan adat istiadat, kebudayaan ataupun yang lainnya merupakan hal yang wajar serta menarik selama tidak mengeksploitasi secara arogan dalam penggalian komoditas tersebut.

Pergeseran penggalian komoditas hiburan dengan cara memunculkan kebudayaan adat serta lainnya mulai terasa dengan mulainya mengangkat salah satu isu tentang agama suku ras (SARA).

Bahkan kini seakan SARA menjadi komoditas hiburan di segmen lawak untuk mengocok perut para audiennya. Maraknya hal tersebut menjadikan Agama seolah bukan hal sakral. Kemarakan tersebut apakah memang tidak mengertinya para pelaku entertainment menjadikan agama sebagai bahan candaan / lelucon, atau memang sengaja untuk menjadikan agama sebagai bahan yang menarik untuk diangkat menjadi lelucon.

Bahkan lelucon menggunakan materi agama diciutkan oleh tokoh negara yang sekarang sedang menjadi tranding topik. Berpijak pada hal tersebut tidak elok dan etis bahkan penyesatan yang jelas ketika seseorang untuk mendapatkan pengikut sengaja membuat konten ataupun materi lelucon menggunakan agama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image